Saturday, January 14, 2012

words.



#ini lagi bukan tentang rasa.
ketika hujan menuntun aku kepada lagi, lagi dan lagi kepada sebuah pemaknaan. tentang hidup yang diisi, mengisi dan terisi. bagai bejana besar yang tak berkapasitas.

#dari sebuah pandangan, kemudian pembicaraaan, pendengaran, pemahaman, pengenalan, hingga sampai kepada sebuah rasa. ketika sebuah partikel apa menyinggung rasa, maka seluruhnya akan terbakar juga. karena mereka satu kesatuan diriku.

#aku bukanlah seorang yang peka. aku bukanlah manusia yang berpikir dengan mengedepankan perasaan. aku tetap bertindak dengan akal sehat nan rasional. jadi siapa bilang semua wanita hanya menggunakan perasaannya? aku adalah pengecualian.

#ketika kau sakiti aku secara fisik, aku mungkin akan sembuh. dan mudah saja kuterima maafmu. namun ketika kau sakiti secara batin berujung pada perasaan malu tak tertahankan, apa masih semudah itu mengucap maaf? satu perkara yang bagiku tak akan pernah selesai sampai rasa malu itu bisa pudar.

#pahami aku secara detail. aku bukan seorang pendikte. aku tak suka banyak bicara. aku tak suka pula dengan rentetan pertanyaan layaknya kau tak pernah mau belajar. seperti seorang murid yang selalu bertanya pada gurunya karena ia enggan membaca

#ketika kau paham bahwa hidup itu pilihan untuk menjadi manis atau pahit, kenapa kau masih terdiam dalam adukan yang tak menentu? tak ada keraguan. rasa tersebut tak bisa hidup berdampingan. ia butuh adukan pasti.

#keras, egois dan sebangsanya. itulah caraku untuk hidup dalam rasa pahit. aku akan manis jika tidak ada penentangan. aku bukan yang pasrah, kenapa harus pasrah ketika hidup butuh untuk diperjuangkan? langkahku tak sependek itu.

#pengertian itu mahal dan cinta bukan kerelaan. pasti kau ingin balasan. pasti kau minta imbalan.

No comments:

Post a Comment

Saturday, January 14, 2012

words.



#ini lagi bukan tentang rasa.
ketika hujan menuntun aku kepada lagi, lagi dan lagi kepada sebuah pemaknaan. tentang hidup yang diisi, mengisi dan terisi. bagai bejana besar yang tak berkapasitas.

#dari sebuah pandangan, kemudian pembicaraaan, pendengaran, pemahaman, pengenalan, hingga sampai kepada sebuah rasa. ketika sebuah partikel apa menyinggung rasa, maka seluruhnya akan terbakar juga. karena mereka satu kesatuan diriku.

#aku bukanlah seorang yang peka. aku bukanlah manusia yang berpikir dengan mengedepankan perasaan. aku tetap bertindak dengan akal sehat nan rasional. jadi siapa bilang semua wanita hanya menggunakan perasaannya? aku adalah pengecualian.

#ketika kau sakiti aku secara fisik, aku mungkin akan sembuh. dan mudah saja kuterima maafmu. namun ketika kau sakiti secara batin berujung pada perasaan malu tak tertahankan, apa masih semudah itu mengucap maaf? satu perkara yang bagiku tak akan pernah selesai sampai rasa malu itu bisa pudar.

#pahami aku secara detail. aku bukan seorang pendikte. aku tak suka banyak bicara. aku tak suka pula dengan rentetan pertanyaan layaknya kau tak pernah mau belajar. seperti seorang murid yang selalu bertanya pada gurunya karena ia enggan membaca

#ketika kau paham bahwa hidup itu pilihan untuk menjadi manis atau pahit, kenapa kau masih terdiam dalam adukan yang tak menentu? tak ada keraguan. rasa tersebut tak bisa hidup berdampingan. ia butuh adukan pasti.

#keras, egois dan sebangsanya. itulah caraku untuk hidup dalam rasa pahit. aku akan manis jika tidak ada penentangan. aku bukan yang pasrah, kenapa harus pasrah ketika hidup butuh untuk diperjuangkan? langkahku tak sependek itu.

#pengertian itu mahal dan cinta bukan kerelaan. pasti kau ingin balasan. pasti kau minta imbalan.

No comments:

Post a Comment

Saturday, January 14, 2012

words.



#ini lagi bukan tentang rasa.
ketika hujan menuntun aku kepada lagi, lagi dan lagi kepada sebuah pemaknaan. tentang hidup yang diisi, mengisi dan terisi. bagai bejana besar yang tak berkapasitas.

#dari sebuah pandangan, kemudian pembicaraaan, pendengaran, pemahaman, pengenalan, hingga sampai kepada sebuah rasa. ketika sebuah partikel apa menyinggung rasa, maka seluruhnya akan terbakar juga. karena mereka satu kesatuan diriku.

#aku bukanlah seorang yang peka. aku bukanlah manusia yang berpikir dengan mengedepankan perasaan. aku tetap bertindak dengan akal sehat nan rasional. jadi siapa bilang semua wanita hanya menggunakan perasaannya? aku adalah pengecualian.

#ketika kau sakiti aku secara fisik, aku mungkin akan sembuh. dan mudah saja kuterima maafmu. namun ketika kau sakiti secara batin berujung pada perasaan malu tak tertahankan, apa masih semudah itu mengucap maaf? satu perkara yang bagiku tak akan pernah selesai sampai rasa malu itu bisa pudar.

#pahami aku secara detail. aku bukan seorang pendikte. aku tak suka banyak bicara. aku tak suka pula dengan rentetan pertanyaan layaknya kau tak pernah mau belajar. seperti seorang murid yang selalu bertanya pada gurunya karena ia enggan membaca

#ketika kau paham bahwa hidup itu pilihan untuk menjadi manis atau pahit, kenapa kau masih terdiam dalam adukan yang tak menentu? tak ada keraguan. rasa tersebut tak bisa hidup berdampingan. ia butuh adukan pasti.

#keras, egois dan sebangsanya. itulah caraku untuk hidup dalam rasa pahit. aku akan manis jika tidak ada penentangan. aku bukan yang pasrah, kenapa harus pasrah ketika hidup butuh untuk diperjuangkan? langkahku tak sependek itu.

#pengertian itu mahal dan cinta bukan kerelaan. pasti kau ingin balasan. pasti kau minta imbalan.

No comments:

Post a Comment